Notification

×

Iklan

Iklan

Thailand Dilanda Banjir, 9 Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 30 November 2024 | 13:34 WIB Last Updated 2024-11-30T06:34:53Z
Banjir di Thailand | net

Kabar Center

Jakarta - Sembilan orang dikabarkan meninggal dunia akibat banjir yang melanda Thailand. Selain korban meninggal, lebih dari 13.000 orang mengungsi. 

Tim penyelamat yang menggunakan perahu dan jet ski saat ini berupaya menjangkau penduduk yang terlantar. Rekaman media lokal memperlihatkan warga mengarungi air keruh setinggi dada dan mobil-mobil terendam di jalan-jalan yang banjir.

"Banjir di delapan provinsi di Thailand selatan telah berdampak pada 553.921 rumah tangga dan menelan sembilan korban jiwa, mendorong berbagai lembaga untuk memobilisasi bantuan mendesak," kata badan bencana negara itu di halaman Facebook resminya, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (30/11/2024).

"Lebih dari 13.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Tempat-tempat penampungan sementara didirikan di sekolah-sekolah dan kuil-kuil," lanjut postingan itu.

Nampa, seorang warga provinsi pesisir Songkhla, mengatakan kepada media Thai PBS bahwa dia khawatir dengan persediaan makanan yang semakin menipis.

"Kami baik-baik saja sekarang, tetapi saya tidak yakin berapa lama kami bisa bertahan dalam kondisi ini," katanya.

Dua rumah sakit di provinsi Pattani yang berdekatan telah menghentikan operasinya untuk mencegah banjir merusak fasilitas medis.

Sementara itu, di negara tetangga Malaysia utara, hujan telah memaksa evakuasi sedikitnya 80.000 orang ke tempat penampungan sementara minggu ini. Para pejabat bencana di sana mengatakan sedikitnya empat orang telah tewas.

Departemen Meteorologi Thailand telah memperingatkan bahwa "hujan yang sangat deras" dapat terus mempengaruhi beberapa wilayah di selatan negara itu hingga minggu depan.

Pemerintah telah mengerahkan tim penyelamat untuk membantu penduduk yang terkena dampak dan mengalokasikan 50 juta baht sebagai bantuan banjir untuk setiap provinsi.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan di platform media sosial X bahwa tujuannya adalah untuk "mengembalikan keadaan normal secepat mungkin".

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim akibat ulah manusia menyebabkan pola cuaca yang lebih intens, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir parah.

Sebelumnya, banjir yang meluas di seluruh negeri itu pada tahun 2011 menewaskan lebih dari 500 orang dan merusak jutaan rumah. (dtc/kc7)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini