Notification

×

Iklan

Iklan

Budi Sebut Ada Tugas Jokowi Yang Belum Terealisasi

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 23:05 WIB Last Updated 2024-10-19T23:28:08Z

Budi Karya Sumadi | net

Kabar Center 

Posisi Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan akan berakhir. Budi Karya telah menjabat selama 8 tahun, sejak 2016, menggantikan posisi Ignasius Jonan kala itu.

Itu artinya, Budi Karya telah membantu Jokowi sejak berada di Kabinet Kerja hingga Kabinet Indonesia Maju. Pada awal jabatannya, ia mendapat dua pesan dari Jokowi yakni memperbaiki masalah konektivitas dan memberdayakan masyarakat. Menurutnya, titipan Jokowi tersebut ada yang belum terealisasi.

"Tentu namanya hidup, bekerja, optimum selalu jadi cita-cita. Saya mengaku memang belum tuntas, karena ketuntasan itu tidak pernah terjadi," kata Budi Karya di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2024) dilansir detik.com.

Di samping itu, ia menyampaikan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih di sektor perhubungan yakni masalah keamanan atau safety. Padahal, menurutnya keamanan merupakan suatu hal yang sangat penting. Berikutnya, ia juga menyoroti tentang keseriusan transisi menuju kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Keberlanjutan juga harus ada komitmen. EV, nggak ada satu komitmen tentang EV. Dianggap itu berat betul. Bagaimana China kurang dalam 10 tahun jadi EV semua. Tugas kita untuk melalukan itu, sayang ini belum maksimal," ujarnya.

Selain itu, menurutnya juga ada pekerjaan rumah (PR) besar untuk menyelesaikan masalah kemacetan. Di Jakarta sebagai satu pionir, pihaknya telah mencoba melakukan banyak hal. Kira-kira hampir 30% masyarakat Jakarta menggunakan transportasi umum.

"Yang menggembirakan itu bahwa pemda-pemda di seluruh Indonesia itu eager untuk membuat ini. Sayang fiskalnya belum mungkin. Jadi kalau nanti angkutan masalah perkotaan yang modern seperti Jakarta ini dibuat di tempat lain, insyaallah kemacetan di daerah berubah," kata dia.

Budi Karya menambahkan, sejumlah langkah kerja sama dengan pihak asing telah diupayakan untuk mendorong transportasi massal di kota-kota lain, seperti Jerman yang mau membantu KRL di Surabaya, lalu World Bank yang membantu Bus Raya Terpadu (BRT) di Medan dan Bandung.

Saat ditanya lebih lanjut terkait pesan untuk Menteri Perhubungan Era Prabowo Subianto, Budi Karya enggan bicara. Ia juga tidak menanggapi dengan serius pertanyaan tentang rencananya usai purnatugas.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini