Notification

×

Iklan

Iklan

Rusia Umumkan Penambahan Jumlah Pasukan: 1,5 Juta Tentara Aktif

Selasa, 17 September 2024 | 22:05 WIB Last Updated 2024-09-17T15:05:38Z
Prajurit Rusia berbaris dalam parade militer Hari Kemenangan di Moskow. Yuri Kochetkov/EPA-EFE/Shutterstock

Kabar Center

Rusia mengumumkan telah menambah jumlah pasukan menjadi 1,5 juta tentara aktif menyusul kemunculan "ancaman" baru di sepanjang perbatasannya, termasuk sikap permusuhan negara Barat.

Penambahan jumlah pasukan ini tertera dalam dekrit yang diteken Presiden Vladimir Putin pada Senin (16/9). Dalam dekrit itu, Putin menambah jumlah pasukan aktif Rusia sebanyak 180.000 menjadi 1,5 juta personel.

Dengan jumlah itu, menurut media Moskow, Rusia menjadi negara kedua dengan jumlah personel militer aktif terbanyak di dunia.

"Ini (penambahan pasukan) disebabkan oleh banyaknya ancaman yang ada bagi negara kita di sepanjang perimeter perbatasan kita," ungkap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan di Moskow.

"Itu disebabkan oleh situasi yang sangat bermusuhan di perbatasan barat dan ketidakstabilan di perbatasan timur," tambahnya seperti dikutip AFP.

Berdasarkan data, saat ini China menjadi negara dengan jumlah tentara aktif terbanyak yakni mencapai lebih dari 2 juta personel. Sementara itu, India dan Amerika Serikat masing-masing berada di posisi ketiga dan keempat dengan jumlah 1,4 dan 1,3 juta personel.

Ini ketiga kalinya Putin memerintahkan peningkatan jumlah pasukan sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Menurut perkiraan pemerintah, sebanyak 700 ribu pasukan Rusia telah bertempur di Ukraina sampai saat ini.

Sementara itu, dalam enam minggu terakhir, Rusia telah mengerahkan pasukan untuk menghentikan serangan lintas perbatasan Ukraina di wilayah Kursk-nya, dan juga meningkatkan serangannya di timur Ukraina.

Ukraina dan Rusia jarang menerbitkan data tentang korban militer, tetapi perkiraan analis independen menunjukkan masing-masing militer kedua belah pihak mengalami kejatuhan korban tewas hingga ribuan prajurit sejak invasi Moskow berlangsung.

Penambahan pasukan ini juga dilakukan Putin kala Rusia sejak lama mengeluhkan ancaman di perbatasannya, terutama dari perluasan negara-negara Eropa timur yang bergabung dengan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Putin menganggap perluasaan keanggotaan NATO di negara-negara Eropa timur sama saja mempersiapkan perang dengan Rusia.

Sementara itu, NATO menekankan bahwa mereka adalah aliansi defensif dan tidak mencari konfrontasi dengan Moskow. 

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini