Notification

×

Iklan

Iklan

Ini Cara Cegah Penularan Cacar Monyet Versi BRIN

Rabu, 04 September 2024 | 12:13 WIB Last Updated 2024-09-04T05:13:34Z
Ilustrasi Virus

Kabar Center

Penyakit cacar monyet atau Monkey Pox (Mpox) saat ini menjadi perhatian pemerintah. Untuk mengatasi penularan penyakit tersebut, penerapan protokol kesehatan pun mulai digalakkan kembali.

Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendrawan memaparkan pencegahan cacar monyet dapat diupayakan dengan pemberian vaksin cacar, penggunaan pelindung pribadi, dan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

“Prinsipnya kita harus kembali menegakkan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah risiko penularan,” kata Hendrawan dalam mengutip Antara, Rabu.

Menurutnya, pengobatan umumnya bersifat suportif, dengan fokus pada pengelolaan gejala dan pencegahan infeksi sekunder. Beberapa terapi antiviral mungkin digunakan dalam kasus-kasus yang parah atau berisiko tinggi.

Ia menjelaskan, hasil Penilaian Risiko Bersama (PRB) atau Joint Risk Assesment (JRA) Mpox di Indonesia menunjukkan hingga saat ini belum ditemukan kasus cacar monyet pada hewan.

Kendati demikian, lantaran cukup banyak masyarakat yang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan sehingga dikhawatirkan terdapat potensi penularan balik (spill back) dan pembentukan reservoir hewan baru.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah memutuskan untuk mengaktifkan kembali sistem deteksi dini penyakit menular guna mencegah importasi penyakit cacar monyet di dalam negeri.

Upaya itu merupakan strategi surveilans yang ditempuh pemerintah dalam merespons kemunculan strain Mpox terbaru yang bernama Clade 1B, karena lebih berisiko mematikan dari strain pendahulunya Clade 2B.

"Strain 1B ini fatalitasnya lebih tinggi daripada yang sebelumnya, yang ada di Indonesia, di Asia itu umumnya 2B. Jadi rupanya kekhawatirannya lebih, karena adanya varian baru yang fatalitasnya mendekati 10 persen dibandingkan dengan varian lama yang 0,1 persen," kata Budi.

Metode Electronic Surveillance Card, sebut Menkes Budi, sama halnya seperti Aplikasi Pedulilindungi yang sebelumnya diterapkan sepanjang periode pandemi COVID-19.

Setiap orang yang datang dari luar negeri, lanjut Menkes, akan memindai kode batang atau QR code yang merekam riwayat perjalanan, dengan notifikasi warna kuning, hijau, dan merah.

Kemenkes sudah menyiapkan dua unit mesin PCR yang bisa 30-40 menit mendeteksi gejala cacar monyet, masing-masing disimpan di Jakarta, Cengkareng, dan Bali. (ant/kc8)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini