Notification

×

Iklan

Iklan

Sejumlah Sekutu Keluar, Kabinet Perang Israel Bubar

Selasa, 18 Juni 2024 | 11:03 WIB Last Updated 2024-06-18T04:03:20Z
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Kabar Center

Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang yang mengawasi pertempuran di Gaza, Palestina. Netanyahu diyakini akan membentuk forum kecil untuk membahas isu-isu sensitif terkait perang.

Dilansir Associated Press, Selasa (18/6/2024), langkah Netanyahu tersebut sudah diperkirakan secara luas setelah kepergian Benny Gantz yang merupakan mantan panglima militer berhaluan tengah dari koalisi Netanyahu. Ketidakhadiran Gantz dalam pemerintahan meningkatkan ketergantungan Netanyahu pada sekutu ultra-nasionalisnya, yang menentang gencatan senjata.

Kondisi tersebut bakal menimbulkan tantangan tambahan terhadap perundingan yang sudah rapuh untuk mengakhiri perang delapan bulan di Gaza. Pejabat pemerintah mengatakan Netanyahu akan mengadakan forum yang lebih kecil untuk membahas isu-isu sensitif perang.

Forum itu akan diisi kabinet keamanannya, yang mencakup mitra pemerintahan sayap kanan yang menentang perjanjian gencatan senjata dengan Hamas dan menyuarakan dukungan untuk menduduki kembali Gaza. Netanyahu saat ini menghadapi tekanan dari sekutu utama Israel, Amerika Serikat, dan meningkatnya oposisi global terhadap pertempuran Israel dengan Hamas yang telah menewaskan lebih dari 37.000 orang Palestina.

Netanyahu juga menghadapi tekanan dari sekutunya, yakni Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben- Gvir. Kedua menteri yang berhaluan ultra-nasionalis itu mengancam akan menggulingkan pemerintah jika Israel melanjutkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Kepergian Gantz, meski tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap pemerintahan Netanyahu, mengguncang politik Israel pada saat yang sensitif. Mantan panglima militer yang populer ini dipandang sebagai negarawan yang meningkatkan kredibilitas Israel di mata mitra internasionalnya pada saat Israel berada dalam kondisi paling terisolasi. Gantz sekarang menjadi pemimpin partai oposisi di parlemen.

Keputusan Gantz juga memicu pengunduran diri lainnya. Mantan panglima militer dan sesama anggota partai Gadi Eisenkot meninggalkan Kabinet perang, di mana ia berstatus pengamat.

Pemerintahan Netanyahu adalah pemerintahan Israel yang paling religius dan nasionalis. Dalam sistem parlemen Israel yang penuh perpecahan, Netanyahu bergantung pada sekelompok partai kecil untuk membantu pemerintahannya tetap bertahan. Tanpa dukungan partai Gantz, Netanyahu diperkirakan akan lebih terikat pada sekutu sayap kanan.

Pembubaran kabinet perang ini terjadi saat Israel menghadapi keputusan-keputusan yang lebih penting. Israel dan Hamas sedang mempertimbangkan proposal terbaru untuk gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas selama serangan tersebut. Pasukan Israel masih terus menggempur Rafah dan melawan kebangkitan Hamas di tempat lain. Israel juga menghadapi peningkatan serangan di perbatasan utara dengan Lebanon. (dtc/kc7)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini