Contoh produk dari UMKM Ija Oen Kayee. (Gambar : www.ijaoenkayee.id) |
Kabar Center
Lhokseumawe - Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional, sebuah momen penting yang memperingati warisan budaya batik yang kaya dan menjadi ciri khas bangsa.
Namun, tahun ini, sorotan khusus jatuh pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang tak hanya mempromosikan budaya batik, tetapi juga mewujudkan keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu UMKM istimewa ini adalah Ija Oen Kayee.
Ija Oen Kayee adalah brand batik ecoprint yang berasal dari Kota Lhokseumawe, Aceh, yang telah berhasil mengukir prestasi di pasar lokal hingga tingkat nasional. Yang membuatnya begitu istimewa adalah bahwa Ija Oen Kayee bukanlah produk dari perusahaan besar dengan teknologi canggih, melainkan hasil kreativitas dari para ibu-ibu di Kota Lhokseumawe.
Menggunakan bahan dasar yang ramah lingkungan seperti kunyit dan dedaunan, Ija Oen Kayee telah sukses bersaing di industri fashion, terutama di wilayah Aceh. Produk batik ecoprint yang unik dan otentik mereka berhasil memikat hati banyak orang dari berbagai kota di Indonesia.
Dibalik kesuksesan Ija Oen Kayee terdapat sosok penting yang telah memberikan dorongan besar bagi kreativitas para ibu-ibu di Kota Lhokseumawe. Sosok tersebut adalah Farhan Zuhri Baihaqi, seorang tokoh filantropi yang juga menjabat sebagai Ketua Lazismu Kota Lhokseumawe.
Pada awal tahun 2020, Lazismu yang dipimpin oleh Farhan mengadakan pelatihan ecoprint yang diikuti oleh sejumlah ibu-ibu di kawasan Kota Lhokseumawe. Teknik cetak dengan pewarna alami ini, meskipun sederhana, mampu menghasilkan motif yang unik. Setelah mengikuti pelatihan ini, sejumlah ibu-ibu pun memiliki inisiatif untuk membuka usaha fashion dengan bahan ecoprint.
Farhan menyatakan bahwa ia memiliki mimpi untuk meningkatkan kreativitas masyarakat di indusri kreativ seperti yang dilakukan oleh para ibu-ibu pelaku UMKM Ija Oen Kayee.
“Saya memiliki impian besar untuk mengubah pola pikir masyarakat Aceh, terutama di Lhokseumawe, agar lebih produktif melalui industri kreatif seperti Eco Print,” ujar Farhan, (2/10)
Farhan Zuhri memberikan dukungan penuh, mulai dari perolehan bahan baku, proses produksi, hingga pemasaran. Bahkan, kerja sama dengan petani kunyit di pedalaman Aceh Utara juga dibangun untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar, memberikan manfaat kepada para petani setempat.
“Dengan kreativitas dari para emak-emak ini pun, para petani kunyit menjadi terbantu karena hasil kebunnya langsung kita beli, bahkan terkadang dalam skala besar," lanjut Farhan.
Pada Juni 2023, Ija Oen Kayee menerima penghargaan dari Bank Indonesia sebagai usaha syariah. Penghargaan ini diterima langsung oleh Farhan Zuhri sebagai Ketua Lazismu yang telah memberdayakan UMKM Ija Oen Kayee.
Dokumentasi para pelaku usaha UMKM Ija Oen Kayee setelah menerima penghargaan dari Bank Indonesia. (Gambar : Farhan) |
Tidak hanya dalam industri fashion, Ija Oen Kayee juga tampil dalam Festival Jalur Rempah dan Kebudayaan tahun 2021 yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan. Farhan Zuhri dipercayakan menjadi sutradara dalam produksi dokumenter "Wastra & Kuliner Samudra Pasai".
Dalam film ini, Ija Oen Kayee kembali menonjol sebagai bagian dari pemanfaatan rempah dalam industri fashion.
Kisah sukses UMKM Ija Oen Kayee adalah contoh nyata bagaimana kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan dapat memajukan sebuah usaha.
Di Hari Batik Nasional ini, mari kita menginspirasi lebih banyak UMKM untuk terus berkembang dan menghadirkan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Semoga brand Ija Oen Kayee terus bersinar di panggung nasional dan internasional. (Rivan)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini