Konferensi Pers Operasi Tangkap Tangan (OTT) Wali Kota Bandung Yana Mulyana (YM) |
Kabar Center
Jakarta - Wali Kota Bandung Yana Mulyana (YM) terjaring operasi tangkap tangan KPK dalam kasus dugaan suap pengadaan CCTV dan penyedia jasa internet dalam program Bandung Smart City.
Ternyata di kasus tersebut terdapat sandi sandi dugaan korupsi seperti 'Nganter Musang King' dan Everybody Happy'.
Yana Mulyana terkena OTT KPK pada Jumat (14/4/2023), kemarin. Yana ditangkap bersama sembilan orang lain, termasuk pejabat Dishub.
"Kegiatan tangkap tangan dilakukan tim KPK, dari siang hingga Jumat (14/4) malam," sebut Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri.
"Jumlah orang yang ditangkap sejauh ini 9 orang, termasuk Wali Kota dan beberapa pejabat lainnya di Dinas Perhubungan Kota Bandung," sambung dia.
Usai ditangkap, para tersangka kemudian dibawa ke KPK untuk diperiksa intensif.
Minggu dini hari (16/4), KPK kemudian menggelar konferensi pers terkait kasus Yana. Yana dan enam pejabat di Pemerintah Kota Bandung ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Keempat tersangka dihadirkan dalam konferensi pers. Sementara dua lainnya tidak bisa dihadirkan karena positif COVID-19. Berikut ini daftarnya:
1. Yana Mulyana (YN), Walkot Bandung
2. Dadang Darmawan (DD), Kadishub Pemkot Bandung
3. Khairul Rijal (KR), Sekretaris Dishub Pemkot Bandung
4. Benny (BN), Direktur PT Sarana Mitra Adiguna (SMA)
5. Sony Setiadi (SS), CEO PT itra Jelajah Informatika (CIFO)
6. Andreas Guntoro (AG), Manajer PT Sarana Mitra Adiguna (SMA)
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron kemudian menyampaikan duduk perkara korupsi yang membelit Yana dkk ini. Ghufron mengatakan mulanya, Pemerintah Kota Bandung pada 2018 mencanangkan Bandung sebagai kota cerdas melalui program Bandung Smart City.
"Saat YM dilantik menjadi Wali Kota Bandung di tahun 2022, Bandung Smart City masih terus memaksimalkan layanan di antaranya layanan CCTV dan jasa internet (ISP)," ujar Ghufron.
Penyedia layanan CCTV dan jasa internet (ISP) untuk Bandung Smart City itu adalah PT Sarana Mitra Adiguna (SMA) dengan posisi Benny (BN) selaku Direktur dan Andreas Guntoro (AG) selaku Manager serta PT PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) dengan posisi Sony Setiadi (SS) selaku CEO.
"Sekitar Agustus 2022, AG dengan sepengetahuan BN bersama dengan SS menemui YM di Pendopo Wali Kota dengan maksud agar bisa mengerjakan proyek pengadaan CCTV pada Dinas Perhubungan dan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkot Bandung," kata Ghufron.
Penyedia CCTV dan jasa internet kemudian menemui Yana Mulyana. Pertemuan itu difasilitasi Khairul Rijal (KR) selaku Sekretaris Dinas Perhubungan Pemkot Bandung. Sekitar Desember 2022, mereka kembali menggelar pertemuan di Pendopo Walikota.
Dalam pertemuan ini, ada pemberian sejumlah uang dari Sony kepada Yana Mulyana sekaligus membahas pengkondisian PT CIFO sebagai pelaksana pengadaan ISP di Dishub Pemkot Bandung walaupun keikutsertaan PT CIFO dalam proyek tersebut melalui aplikasi e-catalogue.
"Setelah pertemuan itu, diduga ada penerimaan uang oleh DD (Dadang Darmawan selaku Kadishub Kota Bandung) melalui KR dan juga YM yang diterima melalui RH sebagai Sekretaris Pribadi sekaligus orang kepercayaan YM yang bersumber dari SS," ucap Ghufron.
Lebih lanjut, ada kode 'Everybody Happy' usai Yana Mulyana menerima duit suap. 'Everybody Happy' diucapkan oleh Sekretaris Dishub Pemkot Bandung, Khairul Rijal (KR), kepada sekretaris pribadi Yana, berinisial RH.
"Setelah DD dan YM menerima uang, KR menginformasikan kepada RH dengan mengatakan 'Everybody Happy'," ujar Ghufron.
DD adalah Dadang Darmawan selaku Kadishub Pemkot Bandung. Selain kode 'Everybody Happy', ada pula istilah 'Nganter Musang King'.
"Penyerahan uang dari SS dan AG untuk YM memakai istilah 'Nganter Musang King'," tambah Gufron.
SS adalah Sony Setiadi selaku CEO PT Citra Jelajah Informatika, sedangkan AG adalah manajer PT Sarana Mitra Adiguna. Keduanya penyuap Yana Mulyana. (dtc/kc5)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini