Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (foto: instagram/erickthohir) |
Kabar Center
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa dia tidak ragu untuk mencopot direksi Pertamina jika diperlukan terkait dengan insiden kebakaran Terminal BBM (TBBM) di Plumpang, Jakarta Utara.
Saat mengunjungi korban Depo Plumpang yang masih dirawat di RSPP, Erick menyinggung pencopotan itu ketika ditanya tentang penerapan prosedur keselamatan kerja.
Erick Thohir menegaskan bahwa ia sudah pernah mencopot direksi pertamina dan ia tidak ragu untuk melakukannya lagi jika diperlukan.
"Saya selalu bilang, saya pernah mencopot direksi Pertamina. Jika perlu, saya akan mencopot lagi" tegas Erick.
Menurut Erick, perbaikan sistem risiko bisnis menjadi fokus utama saat ini, dan pencopotan bos perusahaan tidak bermanfaat jika tidak menghasilkan solusi.
Erick meminta untuk membentuk tim risiko bisnis. Ia mengatakan bahwa tidak ada gunanya mencopot orang jika tidak memberikan solusi menyeluruh. Dia menambahkan bahwa ada sistem terpadu yang harus diterapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Tapi kan penyelesaiannya itu tidak hanya saling menyalahkan. Tetapi saya meminta dan tadi saya sudah telepon untuk seluruh BUMN seperti MIND ID, Pertamina, PLN harus yang namanya membentuk tim risiko bisnis," lanjutnya.
Erick Thohir menemani Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengecek lokasi kebakaran pipa bensin Pertamina. Insiden ini membuat Erick meminta seluruh BUMN menata ulang zona kilang yang berdekatan dengan rumah warga. Menurutnya, jarak antara zona dan permukiman masih terlalu dekat.
"Sejak awal, kita sudah menekankan pada seluruh BUMN yang masuk ke kawasan objek vital bahwa tidak hanya kilang, tetapi juga pupuk, seperti yang saya tinjau di Sumatera Selatan, buffer zone, titik keamanan, dan tentu saja titik masyarakat masih terlalu dekat. Ini yang ingin kita tata ulang. Tidak hanya Pertamina, tetapi juga PLN dan Pupuk, agar ada batasan keamanan bagi masyarakat yang tinggal di sana" ujar Erick.
Erick Thohir juga berharap agar masyarakat dapat mengikuti solusi dan memahami bahwa kawasan yang telah ditetapkan tidak aman untuk ditinggali.
"Semoga ini menjadi solusi juga bahwa masyarakat mengerti kawasan itu tidak aman, jangan ditinggalkan kembali," harapnya. (Rivan)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini