Karikatur | Ilustrasi |
KABARCENTER.com
Angka stunting di Desa Ronggurnihuta Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi dalam kurun waktu 2 bulan mencapai 43 persen.
"Menurut pihak kesehatan penentuan stunting itu sesuai dengan tinggi badan dan tumbuh kembang Balita. Jadi setiap bulan itu, posyandu dilakukan. Dari situ terlihat kondisi balita stunting atau tidak," kata Kepala Desa Ronggurnihuta Jonner Naibaho ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (04/08).
Jonner menyebut, terdapat 33 balita mengalami stunting di desanya. Untuk itu, ia mengaharapkan bantuan pemerintah kabupaten dalam menanggulangi stunting tersebut.
Kepala Puskesmas Ronggurnihuta drg. S.T.T Subarta S.A ketika dikonfirmasi via WhatsApp mengatakan, petugas dalam melakukan pemeriksaan kesehatan balita menggunakan standar WHO.
"Ya kami memakai standar dari WHO. Bahwa jelas disana dikatakan ciri-ciri balita yang terkena stunting," kata Subarta.
Subarta juga membenarkan bahwa Desa Ronggurnihuta merupakan Locus (lokasi/tempat) Stunting.
"Benar, Desa Ronggurnihuta merupakan Locus Stunting ada peningkatan bulan Juni 2022 sebanyak 23 orang dan saat ini menjadi 33 orang," ungkapnya.
"Untuk itu Kami berharap agar ada kerja sama antara warga, pihak pemerintah Desa serta pihak kesehatan dalam mengatasi masalah stunting ini," pungkasnya.
Kendati demikian, keterangan tersebut berbeda dengan apa yang disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir Dr. Dina Hutapea.
Saat dikonfirmasi, Dr. Dina menyebut, jumlah ballita Stunting Desa Ronggur Nihuta Tahun 2021 ada 24 orang dan Tahun 2022 ada sebanyak 25 orang. "Penyebab stunting itu salah satunya hygiene sanitasi," katanya singkat. (Charter)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini