KABARCENTER.com
TNI melalui Babinsa Rayon Militer 03/Pangururan melakukan pendampingan pemeriksaan kesehatan ternak kerbau milik warga di Kelurahan Pintusona Kecamatan Pangururan yang diduga suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Jumat (15/07).
Pemeriksaan kesehatan ternak tersebut dihadiri, Kapolsek Pangururan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Samosir, Dr. Hewan, Bhabinkamtibmas Pangururan, Kepala Lingkungan ll dan pemilik ternak.
"Ada 2 ekor ternak milik warga. Gejalanya, suhu badan naik, air Liur berlebihan dan kuku luka," kata Danramil 03/Pangururan Kapt. Inf. Donald Panjaitan melalui Babinsa Serda Abidin Sihotang.
Tindakan yang dilakukan petugas kata Serda Abidin Sihotang yaitu dengan melakukan Penyemprotan di seputaran kandang kerbau, memberi suntikan obat dan memberi obat antibiotik.
Meski demikian, Serda Abidin mengimbau warga agar tidak khawatir karena petugas gabungan telah memberikan antibiotik dan vitamin kepada ternak.
Sementara itu, Lurah Pintusona Gudson Sinurat membenarkan adanya pemeriksaan ternak warganya yang diduga suspek terjangkit PMK.
"Ya benar tadi ada pemeriksaan ternak kerbau, dilakukan dokter hewan yang didampingi pihak TNI dan Polri," katanya.
Gudson menambahkan, Tim terpadu dalam waktu dekat akan melaksanakan vaksinasi untuk ternak dengan radius 5 km dari titik yang ditetapkan sebagai suspek.
"Harapan kita semoga hasil pemeriksaan lanjutan oleh Balai Veteriner Medan untuk konfirmasi atas dugaan/suspect PMK negatif," kata Gudson.
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Samosir Dr. Tumiur Gultom saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (15/07) mengatakan obeservasi suspect PMK dilakukan berdasarkan laporan masyarakat karena didapati ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2 (dua) ternak masyarakat, yaitu ternak Kerbau.
"Menurut keterangan pemilik ternak, gejala klinis terlihat mulai hari Sabtu (09/07), dan baru dilaporkan pada hari pelaksanaan observasi. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut pada hari ini, Pukul 09.30 WIB, Dokter Hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir langsung melakukan observasi terhadap ternak yang diduga suspect PMK," ungkap Tumiur.
Setelah dilaksanakan observasi lanjut Tumiur, ditemukan gejala klinis, kerbau dalam kondisi demam dengan suhu 39,8 derajat Celcius, keluarnya air liur secara berlebihan (hipersalivasi), ditemukan adanya lepuhan (lesi) di sekitar mulut, lidah dan kaki, nafsu makan menurun sehingga dari hasil observasi oleh Dokter Hewan, dinyatakan bahwa kerbau tersebut diduga (suspect) PMK.
"Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunitas) ternak, Dokter Hewan telah melakukan tindakan pemberian suntikan vitamin, antibiotik dan obat penurun demam (analgesik dan antipiretik)," katanya.
Ditambahkannya, hasil wawancara Petugas Medik Veteriner dengan pemilik ternak, diduga penularan dari alat transportasi yang membawa babi hutan.
"Beberapa hal yang disarankan Petugas Medik/Paramedik Veteriner kepada peternak, agar melakukan isolasi terhadap ternak yang terduga (suspect) PMK di Kandang dan jangan digabung dengan ternak lainnya," ujarnya.
Kemudian melaksanakan desinfeksi terhadap ternak, kandang, dan lingkungan sekitar kandang. Mengikuti seluruh anjuran Petugas Medik/Paramedik Veteriner dalam rangka teknis pengobatan kepada ternak suspect dan segera melaporkan apabila ada ditemukan adanya gejala klinis PMK pada ternak lain di sekitar lokasi suspect.
"Atas adanya dugaan PMK di Kabupaten Samosir, telah dilaporkan ke Pemerintah Atasan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), untuk selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh Balai Veteriner Medan untuk konfirmasi atas dugaan/suspect PMK dimaksud," pungkasnya. (Kc6)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini