Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi |
Kabar Center - Jakarta
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman. Untuk itu dia mengatakan agar masyarakat tak perlu ragu dengan program vaksinasi pemerintah.
Sampai saat ini, Nadia mengatakan belum ada bukti yang secara langsung mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan efek samping yang parah. Meski belakangan publik dibuat khawatir dengan dua kasus meninggal dunia usai vaksinasi AstraZeneca.
"Kami mengimbau pada masyarakat tidak usah ragu untuk menerima vaksin Covid-19. Soal temuan kasus meninggal dunia usai divaksin, penelitian masih terus berlanjut hingga saat ini dan belum ada bukti yang mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca menjadi penyebab tunggal kematian tersebut," ujar Siti Nadia, Rabu (19/5/2021)
Studi mengenai vaksin AstraZeneca juga sejauh ini memperlihatkan hasil yang baik. Artinya, vaksin yang diproduksi di Inggris, India, Italia, dan Korea Selatan itu menunjukkan tingkat keamanan yang baik.
Berdasarkan laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terbaru, sesuai kajian yang dirilis European Medicines Agency (EMA) pada 7 April 2021, kejadian pembekuan darah setelah pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca termasuk pada kategori very rare atau sangat jarang dengan angka kejadian kurang dari 1 per 10.000 kasus, karena dilaporkan terjadi 222 kasus pada pemberian 34 juta dosis.
"Kejadian ini jauh lebih rendah dibandingkan kemungkinan terjadinya kasus pembekuan darah akibat penyakit Covid-19 sebesar 165.000 kasus per 1 juta (16,5%)," ungkap BPOM dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia, Rabu (19/5/2021).
Badan Kesehatan Dunia (WHO), Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS), dan beberapa badan otoritas obat global pun menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca lebih besar manfaatnya dibanding dengan risikonya.
Lebih jauh, laporan Kemenkes melalui laman Sehat Negeriku pun mengungkapkan bahwa dari hasil penelitian di Inggris, ditemukan fakta bahwa 21 hari pascapenyuntikan dosis tunggal vaksin Covid-19 AstraZeneca terjadi penurunan angka infeksi Covid-19 sampai 65 persen.
"Ini termasuk penurunan infeksi dengan gejala sampai 74 persen dan penurunan infeksi tanpa gejala yang dilaporkan sampai 57 persen," sebut laporan tersebut.
Berdasar studi ilmiah yang sudah dipublish, tak ada bukti yang menunjukkan terjadinya pembekuan darah yang disebabkan vaksin AstraZeneca. Bahkan, data di Eropa menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan data kejadian thrombo emboli yang signifikan sesudah divaksinasi, jika dibandingkan sebelum vaksinasi AstraZeneca.
"Data kesehatan yang dihasilkan di Eropa Utara sangat detail, sehingga ditemukan data bahwa kejadian pembekuan darah sebelum dan sesudah adanya vaksinasi nyatanya tak terjadi peningkatan. Misalnya data pembekuan darah dalam setahun itu ada 1.000, setelah ada vaksinasi dengan AstraZeneca, datanya tidak meningkat," ujar Pakar Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc. (In/kc5)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini