Kapal perang TNI-AL | Sumber foto: fb |
Kabar Center - Jakarta
Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI menggelar skenario latihan pembebasan warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang disandera oleh kelompok teroris di Tanjung Pinang dan Perairan Selat Malaka, Kepulauan Riau, Jumat (27/11).
Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI Kolonel Sus Aidil mengatakan, pembebasan sandera dari kelompok teroris itu dilakukan di tiga lokasi di wilayah Tanjung Pinang dan Perairan Selat Malaka, Kepulauan Riau.
Awalnya, pasukan berhasil mengendus penyusupan yang dilakukan oleh teroris dengan berpura-pura menjadi karyawan salah satu perusahaan PT BAI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kru ABK Kapal, dan petugas kebersihan Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) yang menawan WNI dan WNA.
"Untuk pembebasan tawanan tersebut, TNI telah melakukan negosiasi dengan kelompok teroris. Namun kelompok teroris meminta tebusan berupa uang untuk pembebasan WNI dan WNA kepada pemerintah," ujar Aidil dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (27/11).
Aidil menyebut, kelompok teroris itu mengancam akan membunuh sandera apabila tidak diberikan uang.
Negosiasi saat itu gagal, maka Satuan Aksi Khusus (Sataksus) TNI melaksanakan operasi untuk melumpuhkan teroris. WNI dan WNA yang disandera berhasil dibebaskan.
Operasi pembebasan tawanan ini merupakan skenario latihan penanggulangan teroris di bawah kenda;o Komandan Komando Operasi Khusus TNI, Mayjen TNI Richard Tampubolon.
"Keberhasilan Sataksus TNI membebaskan WNI dan WNA yang disandera kelompok teroris di tiga tempat merupakan skenario latihan penanggulangan teroris," kata Aidil.
Pelatihan Koopssus TNI ini melibatkan sejumlah personel yang tergabung dalam Sataksus di antaranya Kopassus TNI AD, Satuan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL, dan Satuan Detasemen Bravo (Denbravo) 90 Paskhas TNI AU.
Ia menjelaskan, latihan penanggulangan teror ini merupakan tindak lanjut dari sidak yang dilakukan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu di satuan-satuan khusus TNI dalam rangka mengecek secara langsung kesiapsiagaan dari Pasukan Khusus TNI.
Latihan ini juga untuk meyakinkan kesiapan tempur Sataksus TNI bila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam berbagai bentuk penugasan di dalam dan luar negeri.
Mayjen TNI Richard Tampubolon, saat memimpin apel beberapa waktu lalu mengatakan, upaya pemberantasan terorisme oleh TNI akan dilakukan secara profesional dan proporsional yang dilandasi oleh ketentuan hukum yang berlaku.
"Demi keamanaan dan kenyamanaan seluruh masyarakat Indonesia serta untuk tetap menjaga kedaulatan negara dan bangsa Indonesia," imbuh Richard. (Kc6/cnn)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini