Kabar Center - Sikka
Rumah seorang janda tua bernama Wihelmina Weti, porak poranda dan rata dengan tanah usai dihantam puting beliung Kamis (20/8) sekitar pukul 13.30 siang.
Ia bersama anak-anaknya akhirnya tinggal di gubuk reyot yang dibangun darurat lantaran tidak memiliki dana untuk memperbaiki rumahnya.
Warga RT 12/ RW 04, dusun Wairhabi, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka ini, sampai saat ini belum mendapat bantuan untuk memperbaiki rumahnya.
Dia mengaku sering mendapat bantuan sembako dari pemerintah. Namun untuk bantuan rehab rumah atau program bantuan sosial lainnya belum pernah didapat.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehari-hari ia bertani dan jadi tukang pijat panggilan. Dari jasa pijat, dia mendapat Rp25 ribu per orang. Uang itu digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kalau untuk hasil kebun, tahun ini tidak ada hasil, karena hujan tidak menentu," kata Mama Weti, Minggi (21/8).
Baca juga: Polres Samosir dan Koramil 03 Pangururan Bantu Warga Korban Puting Beliung
Masa tuanya sesungguhnya sudah menjadi waktu yang tepat untuk beristirahat dari segala macam aktivitas berat. Tetapi, kenikmatan waktu istirahat itu tidak dirasakan oleh ibu Weti, sebagaimana yang dirasakan lansia lain yang menikmati masa tua mereka.
Mama Weti masih harus terus berjuang menyambung hidup dengan bekerja sebagai petani dan tukang pijat orang sakit. Aktivitas itu, terpaksa masih ia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama anaknya.
Sejak suaminya meninggal puluhan tahun lalu, Mama Weti hidup bersama kelima anaknya.
Namun, tiga orang anaknya kini berada di perantauan. Sementara satu anak laki-lakinya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah lain bersama istrinya.
Saat ini, Mama Weti hidup bersama anak bungsunya di rumah sederhana, berdinding bambu berlantaikan tanah yang sudah reyot.
Dirinya berharap mendapat bantuan dari pemerintah. Sehingga bisa membangun kembali rumahnya. Rumah peninggalan sang suami. (Lp6/kc7)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini