Kabar Center - Medan
Pengamat politik dari Fisipol USU, Dadang Dermawan menilai perpindahan sikap politik Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution dari Politisi PDI-P ke Partai Demokrat merupakan pilihan yang tepat.
Hal itu juga tidak terlepas dari rencana persiapan pria kelahiran Juli 1966 ini yang bakal maju sebagai Calon Walikota Medan di Pilkada Walikota Medan priode 2020-2025 mendatang.
"Dari sisi waktu, perpindahan Akhyar Nasution ke Partai Demokrat saat ini adalah waktu yang tepat," ujar Dadang Dermawan, Minggu (25/7/2020).
Menurut Dadang, ada dua alasan yakni, saat ini waktu yang tepat untuk benar-benar yakin bahwa, PDIP tidak akan mengusung Akhyar Nasution lagi.
Alasan kedua adalah, waktu yang tepat untuk persiapan mendaftar dan memastikan adanya dukungan yang cukup dari partai politik (Parpol) pendukung seperti dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PD+PKS).
Baca juga: Pasca Uji Swab, 75 ASN Pemko Medan Positif Corona
"Jadi keputusan perpindahan ini dapat dikatakan sudah matang. Karena itu saya yakin Akhyar Nasution sudah sangat siap untuk bersebrangan dengan berbagai konsekuensi logis dengan PDIP sendiri yang merupakan partai yang telah digelutinya sekian lama," kata Dadang Dermawan.
Selain itu, sikap ini menurut Dadang, sekaligus juga bisa dibaca sebagai bentuk protes keras Akhyar Nasution terhadap PDIP yang lebih memilih Bobby Nasution untuk dicalonkan sebagai Wali Kota Medan 2020.
Kemudian ia menambahkan, peluang Akhyar Nasution dalam Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Medan 2020, sebagai "Petahana" yang sedang menjabat.
Peluang menang Akhyar Nasution tentu saja tetap ada, namun jika melihat dukungan Parpol dan elemen masyarakat Kota Medan terhadap Bobby Nasution tentu saja menjadi tidak mudah.
"Saya yakin keduanya akan menjadi petarung yang seimbang dan menarik perhatian warga kota Medan, yang jelas akan membawa atmosfir yang lebih hangat ketimbang 5 tahun yang lalu," ucapnya. (Kc8/sd)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini