Ibu Elista Purba | sumber foto: independennews.com |
Kabar Center - Batam
Seorang janda dengan lima anak, warga Pancur Swadaya, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kepulauan Riau, hidup dalam kondisi yang serba kekurangan.
Elista Purba (38) merupakan janda Almarhum Suaminya Rio Sinaga yang telah meninggal dunia sejak tujuh tahun silam ini tinggal di sebuah bangunan yang kurang layak dihuni.
Hidup sendiri dengan tanggungan 5 orang anak tentu sangat berat baginya ditengah pandemi virus corona saat ini. Apalagi dirinya hanya bekerja sebagai seorang pemulung dan pernah mengidap penyakit stroke selama 6 bulan.
Mengutip dari Independennews.com, Minggu (19/04/2020), Elista Purba tinggal di sebuah rumah liar (Ruli) dengan kondisi atap bocor dan berdinding asbes. Ia mengisahkan kehidupan keluarganya sejak ditinggal mati oleh suaminya.
“Kami tinggal di rumah liar ini pak, atapnya sudah bocor. Saat hujan turun seisi ruangan banjir,” katanya.
Kondisi pandemi Virus Corona (Covid-19) membuat dirinya tak bisa melakukan aktivitas mengais rezeki dari pekerjaannya sebagai pemulung lantaran diberlakukannya larangan beraktivitas di luar rumah, apalagi pekerjaannya sangat berisiko. Situasi ini memperparah kehidupan keluarga Elsita Purba yang menggantungkan kehidupan mereka dari hasil mengais sampah sebagai pemulung.
“Ya sejak Virus Corona, adanya larangan untuk tidak bisa keluar rumah, sangat memberatkan ekonomi. Tidak ada pemasukan sama sekali pak, sehingga untuk makan saja kami sudah terancam,” kata Elsita Purba dengan nada terbata, Sabtu (18/4/20).
Elista menuturkan, untuk bisa bertahan hidup Anak pertamanya dititip sama keluarga di Kampung, kemudian anak kedua dan anak ketiga dititip sama keluarga di Batam, dan dua anaknya bersama dia.
“Selama ini kami dapat bantuan seadanya dari tentangga untuk bisa bertahan hidup. Bekerja sebagai pemulung taulah pak berapa pendapatannya, hanya cukup buat makan 1 atau 2 kali sehari. beruntunglah ada tetangga yang mau berbagi," ujar Elsita Purba.
Pasca sembuh dari penyakit strokenya, kondisi fisik Elsita menjadi tidak normal seperti sedia kala. Nada suaranya ketika berbicara juga tampak kaku saat berbicara.
Kondisinya sangat memprihatinkan sebagai keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan, selayaknya Ibu janda lima anak ini memperoleh perhatian dari pemerintah seperti program KKS, KIS, KIP.
Namun apa daya Kartu PKH dan Buku Rekening BRI yang pernah dia Peroleh pada Tahun 2017 lalu, itu pun tidak pernah dia nikmati karena tak pernah ada Isinya.
Ia sangat berharap buku rekening BRI atau Kartu PKH (Program Keluarga Harapan-red) bisa di dapatnya, seperti orang yang mafan dapat program tersebut, sementara ia sebagai janda miskin tak dapat sama sekali.
“Saya pernah mendapat buku rekening dan Kartu PKH, tapi tak pernah uangnya saya terima. Bahkan kartunya diambil kembali oleh Petugasnya bernama DEWI,” katanya.
Ibu Ketua RT 04/ RW 04 Pancur Swadaya, Kelurahan Tanjung Piayu membenarkan kehidupan Ibu Elista Purba dan anaknya hidup dalam kesulitan ekomomi yang bekerja mengais sampah.
“Kami amat prihatin dengan kondisi Ibu Elista Purba, kehidupannya paspasan dan harus membutuhi lima orang anaknya, kadang jika ada rezeki kami bantu dia seadanya. Begitulah kehidupan sehari-hari keluarga Ibu Elista Purba. Kami kasihan melihat kondisi ibu Elsita Purba. Dia orangnya baik pak,” tuturnya
Dia juga berharap agar Keluarga Janda lima anak ini dapat perhatian dari pemerintah, keluarganya layak mendapatkan bantuan seperti KKS, KIS, KIP. tapi mereka tak dapat, anak-anaknya ada lima orang semua sekolah.
“Ibu ini tak dapat apa apa dari program pemerintah Jokowi," ujarnya.
Sementara, pihak Kelurahan Tanjungpiayu Belum bisa di Konfirmasi hingga berita ini diterbitkan. (KC2/IN)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini